Sejarah dan Filosofi Taktik Gegenpressing dalam Sepak Bola

Gegenpressing, atau yang sering disebut dengan istilah "counter-pressing," adalah salah satu taktik yang telah menjadi ciri khas tim-tim sepak bola modern, terutama yang diasuh oleh pelatih seperti Jürgen Klopp dan Pep Guardiola. Meskipun terlihat seperti sebuah inovasi baru, taktik ini sebenarnya memiliki akar yang cukup panjang dalam sejarah sepak bola. Gegenpressing bukan sekadar strategi, tetapi juga filosofi yang melibatkan pemahaman mendalam tentang dinamika permainan dan bagaimana tim dapat menguasai pertandingan melalui tekanan dan transisi yang cepat.

Dalam artikel ini, kita akan membahas sejarah dan filosofi di balik taktik gegenpressing, serta bagaimana taktik ini telah diterapkan oleh pelatih-pelatih top dan memengaruhi cara tim-tim modern bermain.

1. Asal Usul dan Evolusi Gegenpressing


Gegenpressing, yang berasal dari bahasa Jerman, secara harfiah berarti "menekan kembali." Taktik ini muncul sebagai respons terhadap perubahan dalam filosofi permainan yang lebih berorientasi pada penguasaan bola dan permainan ofensif. Meskipun istilah tersebut lebih populer pada era pelatih seperti Jürgen Klopp di Borussia Dortmund dan Liverpool, prinsip dasar dari gegenpressing sudah ada jauh sebelumnya, dan bisa dilihat sebagai kelanjutan dari konsep "total football" yang dikembangkan oleh Ajax Amsterdam pada tahun 1970-an.

a. Total Football dan Pengaruhnya


Konsep "total football" yang diperkenalkan oleh pelatih Rinus Michels di Ajax dan Timnas Belanda merupakan cikal bakal dari berbagai pendekatan taktis modern, termasuk gegenpressing. Dalam total football, pemain-pemain bergerak bebas di lapangan, dengan filosofi bahwa siapa pun bisa menggantikan siapa pun dalam posisi di lapangan. Meskipun tidak secara langsung mengarah pada gegenpressing, prinsip penguasaan bola dan pergerakan kolektif menjadi dasar bagi taktik-tektik modern yang mengandalkan transisi cepat dan tekanan tinggi.

b. Gegenpressing di Jerman: Era Klopp dan Tuchel


Meskipun banyak yang mengaitkan gegenpressing dengan Jürgen Klopp, pelatih Jerman ini sebenarnya hanya mengadaptasi dan mengembangkan prinsip-prinsip tersebut dengan cara yang lebih terorganisir. Di Borussia Dortmund, Klopp mulai dikenal dengan filosofi bermain yang mengutamakan tekanan tinggi terhadap lawan saat kehilangan bola. Hal ini bertujuan untuk mengembalikan penguasaan bola dalam waktu sesingkat mungkin, sebelum lawan memiliki kesempatan untuk merancang serangan.

Namun, Klopp bukanlah pelatih pertama yang memperkenalkan ide ini. Pelatih lain, seperti Thomas Tuchel (yang bekerja di Mainz sebelum Klopp) dan Ralf Rangnick di Schalke, juga mengembangkan filosofi yang serupa. Mereka bekerja dalam kerangka kerja yang dipengaruhi oleh pendekatan Jerman terhadap permainan, yang lebih mengutamakan intensitas fisik, tekanan tinggi, dan transisi cepat.

2. Filosofi di Balik Gegenpressing


Gegenpressing bukan sekadar taktik defensif, tetapi lebih merupakan filosofi yang memengaruhi seluruh cara tim bermain. Ada beberapa prinsip dasar dalam filosofi ini yang membedakannya dari strategi lainnya.

a. Reaksi Cepat Setelah Kehilangan Bola


Prinsip utama dari gegenpressing adalah reaksi cepat setelah kehilangan bola. Begitu tim kehilangan penguasaan bola, seluruh pemain harus langsung bergerak untuk menekan lawan yang menguasai bola. Ini bertujuan untuk meminimalkan ruang dan waktu bagi lawan untuk berpikir, serta memaksa mereka melakukan kesalahan. Dalam praktiknya, ini berarti bahwa para pemain harus siap untuk melakukan sprint menuju pemain lawan yang menguasai bola, dan seluruh tim harus bergerak sebagai unit yang terkoordinasi untuk mengurangi kemungkinan lawan membangun serangan.

b. Penekanan pada Kolaborasi dan Keteraturan Posisi


Meskipun tekanan tinggi adalah inti dari gegenpressing, taktik ini mengharuskan adanya koordinasi yang sangat rapat antara pemain. Setiap pemain harus tahu posisi dan peran mereka dalam proses penekanan, serta bergerak dengan cara yang saling mendukung. Jika satu pemain gagal menekan lawan dengan efektif, tim akan kehilangan keseimbangan, dan lawan bisa memanfaatkan ruang kosong untuk melancarkan serangan balik.

c. Mengatur Kecepatan Permainan


Gegenpressing juga mengatur kecepatan permainan. Begitu bola kembali dikuasai, tim tidak langsung mencoba untuk membangun serangan lambat dari belakang, tetapi lebih memilih untuk melancarkan serangan cepat. Filosofi ini menuntut para pemain untuk memiliki penguasaan bola yang baik dalam transisi, serta kemampuan untuk langsung memanfaatkan momentum yang dihasilkan dari tekanan tinggi terhadap lawan.

3. Penerapan Gegenpressing oleh Pelatih Modern


a. Jürgen Klopp (Liverpool dan Borussia Dortmund)


Jürgen Klopp adalah pelatih yang paling dikenal dalam mengembangkan taktik gegenpressing ke level tertinggi. Di Borussia Dortmund, Klopp menerapkan gaya permainan yang mengutamakan intensitas fisik dan tekanan tinggi terhadap lawan. Begitu pindah ke Liverpool, ia membawa filosofi yang sama dan berhasil meraih kesuksesan besar, termasuk memenangkan Liga Champions (2019) dan Liga Premier Inggris (2020).

Di bawah Klopp, Liverpool tidak hanya bermain dengan gaya menyerang yang atraktif, tetapi juga dengan prinsip gegenpressing yang ketat. Ketika Liverpool kehilangan bola, para pemain segera bergerak untuk menekan lawan dan merebut bola kembali, yang menciptakan banyak peluang gol dari kesalahan lawan.

b. Pep Guardiola (Manchester City)


Meskipun Pep Guardiola lebih dikenal dengan gaya permainan tiki-taka yang mengutamakan penguasaan bola, ia juga mengadaptasi elemen-elemen gegenpressing dalam sistem permainannya di Manchester City. Guardiola menginginkan timnya untuk menguasai bola, tetapi jika mereka kehilangan bola, mereka harus segera menekan lawan untuk merebut kembali penguasaan bola sesegera mungkin. Guardiola bahkan menyatakan bahwa pressing adalah bagian dari filosofi bermain tim, karena tim yang tidak melakukan pressing akan kesulitan menghadapi tim dengan penguasaan bola yang kuat.

c. Thomas Tuchel (Chelsea dan Borussia Dortmund)


Thomas Tuchel, yang merupakan salah satu pelatih yang mengembangkan taktik ini di Borussia Dortmund bersama Klopp, juga mengintegrasikan prinsip gegenpressing dalam filosofi permainan di klub-klub berikutnya, termasuk Paris Saint-Germain (PSG) dan Chelsea. Di Chelsea, Tuchel berhasil membangun pertahanan yang solid dengan menggunakan prinsip gegenpressing, yang memungkinkan timnya untuk mempertahankan tekanan tinggi sambil tetap menjaga keseimbangan di lini belakang.

4. Keunggulan dan Tantangan dari Gegenpressing


Keunggulan



  • Menghentikan Serangan Lawan Secara Cepat: Dengan menekan lawan secara cepat setelah kehilangan bola, tim dapat menghindari serangan balik yang berbahaya dan mengurangi ruang bagi lawan untuk membangun serangan.

  • Meningkatkan Intensitas dan Energi Tim: Teknik ini memotivasi pemain untuk terus aktif bergerak dan bekerja sama dalam menjaga tekanan, yang meningkatkan intensitas permainan.

  • Menciptakan Peluang Serangan Cepat: Serangan balik yang cepat sering kali menghasilkan peluang gol, karena lawan masih belum siap mengorganisir pertahanan mereka.


Tantangan



  • Kelelahan Fisik: Gegenpressing membutuhkan tingkat kebugaran yang sangat tinggi, karena pemain harus berlari dengan intensitas tinggi dalam jangka waktu yang lama. Tanpa kebugaran yang memadai, tim bisa mengalami kelelahan yang memengaruhi kinerja.

  • Keterbatasan Taktis: Taktik ini bisa berisiko jika tim lawan berhasil mengelak dari tekanan, karena pemain yang terlalu fokus pada penekanan bisa membuka ruang di pertahanan.


Kesimpulan


Gegenpressing adalah filosofi yang lebih dari sekadar taktik permainan, tetapi merupakan pendekatan menyeluruh terhadap cara tim berinteraksi dengan bola dan lawan. Dengan tekanan tinggi, transisi cepat, dan koordinasi kolektif, gegenpressing telah mengubah cara kita melihat sepak bola modern. Sebagai filosofi yang mengutamakan kerja tim, kecepatan, dan kebugaran, taktik ini akan terus menjadi elemen penting dalam permainan sepak bola, terutama di era yang semakin mengedepankan intensitas dan dinamika permainan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *